From Qur'an || From Hadith

From Qur'an Surah Al-An'am (The Cattle) 6:164

Say: "Shall I seek a lord other than Allah, while He is the Lord of all things? No person earns any (sin) except against himself (only), and no bearer of burdens shall bear the burden of another. Then unto your Lord is your return, so He will tell you that wherein you have been differing."

None can bare the burden of another... meaning each of us are responsible for our own actions in this life. we better be sure that we are following the correct understanding of Islam, within the guidelines of the Qur'an and the Sunnah... cause on the day of judgment we will not be able to point fingers at any one else.. not even our sheikhs, imams or maulanas. May Allah (swt) give us the correct understanding of Islam and help us to abide by all aspects of it.

Tuesday, 1 July 2008

Bendera Islam

Bendera Islam

Setiap kelompok tentu memiliki identitas tertentu untuk membedakan mereka dengan kelompok lainnya. Salah satu identitas tersebut adalah berupa bendera.

Ada bendera negara tertentu, ada bendera kelompok sepak bola, ada bendera partai, ada bendera ormas, nah bagaimana dengan bendera Islam, benderanya Rasulullah saw, dan kaum muslimin..?

Bendera Dan Panji-Panji Negara Islam

Sudah berabad lamanya dan sehingga sekarang, setiap negara di dunia akan mempunyai bendera negara masing-masing, baik besar atau kecil negara tersebut. Tidakkah ini akan membuatkan kita terfikir atau tertanya-tanya – adakah Negara Islam pertama di dunia yang telah ditegakkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di Madinah mempunyai bendera? Jika ya, bagaimanakah spesifikasi bendera tersebut dan apakah hukum pengambilannya? Jika di zaman Khilafah dulu, anak-anak kaum Muslimin dibesarkan tanpa perlu diajar bahwa bendera umat Islam adalah bendera Rasulullah, karena mereka melihat sendiri bendera tersebut. Namun di zaman ini, anak-anak kita dibesarkan dengan diajar dan dipaksa menerima bahwa bendera kita adalah bendera yang telah ditentukan oleh manusia para pendiri negara, berdasarkan Nation State, yang bisa jadi ada yang dirancang oleh para penjajah negeri-negeri Islam sebelumnya. Jadi, wajar jika kita atau anak-anak kita tidak mengenal bagaimana bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Negara Islam sudah tentu mempunyai bendera (al-liwa’) dan juga panji (ar-rayah). Inilah apa yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika tegaknya Daulah Islamiyyah pertama di Madinah al-Munawwarah. Secara bahasa, bendera dan panji di dalam bahasa Arab disebut ‘alam. Mengikut Kamus al-Muhiit, dari akar kata rawiya, ar-rayah adalah al-’alam, yang jama’nya (plural) disebut sebagai rayaat. Juga disebutkan dari akar kata lawiya bahwa al-liwa’ adalah al-’alam, yang jama’nya (plural) disebut sebagai alwiyah. Secara syar’i, syara’ telah menjelaskan bahwa perkataan-perkataan di atas mempunyai maksud dan ciri-ciri yang tertentu yaitu:-

1) Bendera (Liwa’) adalah berwarna putih dan tertera di atasnya kalimah ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’ dengan warna hitam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan, “Bahwa bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam berwarna hitam, sedangkan panji beliau warnanya putih.” Riwayat Ibnu Abbas yang lain menurut Abi Syeikh dengan lafadz, “Bahwa pada bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. tertulis kalimat ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’. Semasa perang (jihad), bendera ini akan dipegang oleh amir (panglima/ketua) perang. Ia akan dibawa dan menjadi tanda serta diletakkan di lokasi amir tadi. Dalil yang menunjukkan perkara ini adalah perbuatan (af ’al) Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri, di mana baginda (sebagai amir), semasa pembukaan kota Makkah telah membawa dan mengibarkan bendera putih bersamanya. Diriwayatkan dari Jabir, “Bahwa Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam memasuki Makkah dengan membawa bendera (liwa’) berwarna putih.” [HR Ibnu Majah]. An-Nasa’i juga meriwayatkan Hadis melalui Anas bahwa semasa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam mengangkat Usama ibn Zaid sebagai amir (panglima) pasukan ke Romawi, baginda menyerahkan bendera (liwa’) kepada Usama ibn Zaid dengan mengikatnya sendiri.

2) Panji (Rayah) adalah berwarna hitam, yang tertulis di atasnya kalimah ‘La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah’ dengan warna putih. Hadis riwayat Ibnu Abbas di atas menjelaskan hal ini kepada kita. Ketika jihad, ia dibawa oleh ketua setiap unit (Divisi, Batalion, Detasement ataupun unit lainnya). Dalilnya adalah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, semasa menjadi panglima perang di Khaibar, bersabda, “Aku benar-benar akan memberikan panji (rayah) ini kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, lalu Rasulullah memberikan panji itu kepada Ali.” [HR Bukhari]. Sayidina Ali karramallahu wajhah pada masa itu boleh dikatakan bertindak sebagai ketua divisi ataupun resimen.

Diriwayatkan dari Harits Bin Hassan Al Bakri yang mengatakan, “Kami datang ke Madinah, saat itu dan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sedang berada di atas mimbar, sementara itu Bilal berdiri dekat dengan beliau dengan pedang di tangannya. Dan di hadapan Rasulullah terdapat banyak rayah (panji) hitam. Lalu aku bertanya: “Ini panji-panji apa?” Mereka pun menjawab: “(panji-panji) Amru Bin Ash, yang baru tiba dari peperangan.”

Dalam riwayat At-Tirmidzi, menggunakan lafadz, “Aku datang ke Madinah, lalu aku masuk ke masjid di mana masjid penuh sesak, dan di sana terdapat banyak panji hitam, sementara Bilal –ketika itu- tangannya sedang memegang pedang di dekat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Lalu aku bertanya: “Ada apa dengan orang-orang itu?” Mereka menjawab: “Beliau Sallallahu ‘alaihi wa Sallam akan mengirim Amru Bin Ash ke suatu tempat.” Maksud ungkapan “terdapat banyak rayah (panji) hitam” menunjukkan bahwa terdapat banyak panji-panji yang dibawa oleh para tentera, walaupun amir (panglima perang)nya hanyalah seorang, yaitu Amru Bin Ash. Dalam riwayat An Nasa’i, dari Anas, “Bahwa Ibnu Ummi Maktum membawa panji hitam, dalam beberapa pertempuran bersama Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Hadis-hadis di atas dan banyak lagi hadis-hadis lain menunjukkan kepada kita bahwa itulah ciri-ciri bendera dan panji Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Nas-nas tersebut juga menunjukkan bahwa hanya terdapat satu bendera (liwa’) di dalam satu pasukan, tetapi boleh terdapat banyak panji (rayah) di dalam setiap unit dalam pasukan yang sama, yang dipegang oleh ketua unit masing-masing.

Wahai kaum Muslimin! Itulah bentuk, corak dan warna bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Hadis-hadis yang diriwayatkan menggambarkan dengan jelas akan bendera dan panji Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan tidak ada spesifikasi lain selain ini. Yang tertulis padanya hanyalah satu kalimah yang Rasulullah diutus karenanya. Kalimah yang telah dibawa dan diperjuangkan oleh Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabat. Kalimah yang para pendahulu kita telah syahid kerana mempertahankannya. Dan kalimah inilah yang akan kita ucapkan di kala Izrail datang menjemput. Inilah kalimah tauhid yang menyatukan kita semua tanpa melihat bangsa, warna kulit, persamaan geografi dan sebagainya. Inilah kalimah yang akan menyelamatkan kita dari azab Allah di akhirat nanti. Inilah kalimah yang ada pada bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam.....kalimah “LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH”!.

Bendera Sebagai Syi’ar Islam

Dulu kaum Muslimin hanya hidup untuk Allah dan mati untuk Allah. Mereka benar-benar memahami ayat-ayat Allah bahwa mereka dicipta hanya untuk beribadah kepadaNya. Oleh itu, mereka tidak ragu-ragu untuk menyerahkan nyawa mereka di jalan Allah. Mereka menyertai peperangan demi peperangan untuk menyebarkan risalah Allah dan rahmatNya. Mereka membuka negeri demi negeri untuk menyatukannya ke dalam Daulah Islam. Dalam setiap peperangan dan pembukaan negeri-negeri, mereka tidak pernah lalai dari membawa bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Itulah bendera yang mereka warisi dari Nabi mereka dan mereka sanggup mati dengan bendera di tangan. Sebagaimana lagu dan irama, peperangan dan bendera merupakan suatu yang tak dapat dipisahkan.

Di antara peperangan yang begitu menyayat hati kita umat Islam ialah Perang Mu’tah yang terjadi pada bulan Jamadil Awal tahun ke-8 H. Di dalam perang ini, Rasulullah menghantar 3,000 pahlawan elit Islam untuk bertempur dengan pasukan Romawi. Baginda mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang dan bersabda, “Jika Zaid gugur, maka Ja’far bin Abi Thalib akan menggantikan tempatnya, jika Ja’far gugur, maka
Abdullah bin Rawahah akan menggantikan tempatnya.” Pasukan pun berangkat dengan disertai Khalid bin Al-Walid yang baru memeluk Islam setelah Perjanjian Hudaibiyyah. Di dalam perjalanan, mereka telah mendapat informasi bahwa Malik bin Zafilah telah mengumpulkan 100,000 tentara sementara Heraklius sendiri datang dengan 100,000 tentara. Berita ini menyebabkan pasukan Islam berbeda pendapat apakah harus terus berperang atau mengirim utusan untuk meminta bantuan tambahan dari Rasulullah.

Namun Abdullah bin Rawahah terus maju ke hadapan kaum Muslimin dan berkata dengan lantang dan berani, “Wahai sekelompok kaum! Demi Allah! Sesungguhnya apa yang kalian benci justru itulah yang kalian cari, yaitu syahid! Kita keluar memerangi musuh bukan karena jumlah atau kekuatan atau berdasarkan jumlah, tetapi kita memerangi mereka demi Dinul Islam, yang Allah telah memuliakan kita dengannya. Oleh karena itu berangkatlah! Sesungguhnya di tengah kita ada dua kebaikan; menang atau syahid.” Kata-kata ini telah membakar semangat mereka, lalu mereka pun berangkat dengan penuh keimanan untuk menggempur musuh semata-mata karena Allah. Maka terjadilah peperangan di tempat yang bernama Mu’tah, di mana di tempat inilah Allah telah membeli beberapa jiwa kaum Muslimin untuk dibayar dengan syurgaNya.

Sejumlah 3,000 pasukan Islam berjuang habis-habisan melawan 200,000 tentera musuh. Satu perbandingan yang tidak masuk akal jika difikirkan secara logik. Tetapi itulah hakikat umat Islam, umat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dibantu olehNya pada setiap peperangan. Umat yang hidup di dunia ini hanya untuk Allah. Zaid bin Haritsah yang merupakan panglima perang terus maju menggempur pasukan musuh dengan membawa bendera Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di tangan. Akhirnya sebatang tombak menembusi tubuhnya dan beliau akhirnya gugur. Bendera segera diambil oleh Ja’far bin Abi Thalib, seorang pemuda yang baru berusia 33 tahun. Ketika musuh telah mengepung kudanya dan menciderai tubuhnya, Ja’far justeru turun dan terus menuju ke tengah-tengah musuh mengayunkan pedangnya. Tiba-tiba seorang tentera Romawi datang dan berhasil memukulnya. Pukulan itu menyebabkan tubuh Ja’far terbelah dua dan beliau syahid menemui Tuhannya. Bendera lalu disambar oleh Abdullah bin Rawahah dan terus dibawa dengan menunggang kuda menuju ke tengah musuh. Beliau juga turut syahid menyusuri kedua sahabatnya. Bendera lalu diambil oleh Tsabit bin Arqam seraya berteriak, “Wahai kaum Muslimin! Berkumpullah disekeliling seseorang.” Lalu kaum Muslimin pun berkumpul mengelilingi Khalid bin Al-Walid dan bendera Nabi terus diserahkan kepada Khalid yang kemudian terus memimpin pasukan.

Wahai kaum Muslimin! Begitulah sedikit kisah perjuangan golongan awal yang merupakan generasi terbaik umat Islam dengan membawa bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Bendera yang menjadi rebutan para sahabat untuk memegangnya di setiap peperangan. Bendera yang menyaksikan berapa banyak sahabat telah syahid demi mempertahankannya. Bendera yang dipegang erat oleh para sahabat agar ia tidak jatuh menjamah bumi. Bendera yang benar-benar dipertahankan oleh para pemimpin dan pejuang dari kaum Muslimin yang mulia sebagai syi’ar Islam. Bendera yang bagi setiap orang yang mengucap syahadah, ia sanggup mati kerananya di dalam setiap perjuangan, semata-mata kerana Allah. Inilah bendera kalian wahai saudaraku. Inilah bendera kita, umat Muhammad yang dimuliakan!

Khatimah

Wahai kaum Muslimin! Marilah kita kembali mengibarkan bendera kita, bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam, bendera yang dicipta atas perintah Allah, bukannya ciptaan akal manusia, apalagi dicipta hanya melalui satu pertandingan. Inilah bendera yang selayaknya bagi umat Islam. Kita adalah umat Rasulullah, maka tunjukkanlah rasa kasih dan sayang kita kepada Rasul kita dengan kembali mengibarkan bendera Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Bayangkan wahai kaum Muslimin, jika Rasulullah ada bersama kita, sanggupkah kalian berada di belakang Rasulullah dan mengibarkan bendera selain dari bendera Rasulullah? Padahal dengan bendera inilah Rasulullah telah menyatukan seluruh umat manusia yang mengucap kalimah yang tertulis padanya. Kibaran bendera inilah yang telah membawa risalah Allah ke seluruh penjuru dunia. Dengan melihat bendera inilah jantung musuh-musuh Islam berdegup kencang menanti saat kehancuran mereka. Bendera ini telah dibawa dan diangkat oleh para pejuang Islam ketika mendakwahkan agama Allah. Inilah satu-satunya bendera kita, bendera Rasulullah, bendera Islam, bendera Negara Islam, bendera Daulah Islam!!

Kita telah melihat bendera ini dikibarkan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia seiring dengan perjuangan untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan jalan menegakkan kembali Daulah Khilafah. Kita juga melihat bendera ini berkibar di Indonesia oleh para pejuang Islam yang berusaha ke arah yang sama. Semoga kita akan dapat melihat bendera ini dikibarkan oleh para pemimpin kaum Muslimin di seluruh dunia termasuk Indonesia walaupun sebelum berdirinya Khilafah. InsyaAllah, setelah Khilafah berjaya ditegakkan, kita akan melihat bendera ini sekali lagi dikibarkan dengan penuh bangga. Air mata terharu dan kegembiraan akan menitis pada hari itu, hari di mana sistem Allah telah kembali ke muka bumi. Bendera ciptaan Allah ini akan kembali berkibar ditiup angin di udara dengan megahnya. Inilah hari kemenangan Islam, hari yang Allah menurunkan pertolonganNya kepada kaum Muslimin yang bersungguh-sunguh berjuang demi menegakkan agamaNya. Inilah hari yang kita berusaha siang dan malam untuk menggapainya dan kita benar-benar menanti akan kedatangannya. Inilah hari Daulah Khilafah ’ala minhaj nubuwah yang kedua kalinya, kembali muncul memimpin dunia untuk membawa rahmat Allah ke seluruh alam. Maha Suci Allah yang akan mengembalikan hari tersebut kepada kita semua.

Amin ya Rabbal alamin.

No comments:

Related Posts with Thumbnails