From Qur'an || From Hadith

From Qur'an Surah Al-An'am (The Cattle) 6:164

Say: "Shall I seek a lord other than Allah, while He is the Lord of all things? No person earns any (sin) except against himself (only), and no bearer of burdens shall bear the burden of another. Then unto your Lord is your return, so He will tell you that wherein you have been differing."

None can bare the burden of another... meaning each of us are responsible for our own actions in this life. we better be sure that we are following the correct understanding of Islam, within the guidelines of the Qur'an and the Sunnah... cause on the day of judgment we will not be able to point fingers at any one else.. not even our sheikhs, imams or maulanas. May Allah (swt) give us the correct understanding of Islam and help us to abide by all aspects of it.

Monday, 27 October 2008

Hukum Riba' & Pembohongan Keatasnya"

Semoga kecintaan kita terhadap Allah dlm membetulkan (hukum) yang sedia rosak ini, diberikan kekuatan dan ketenangan. Dan kita pun sudah diajar tentang kesabaran dijalan Allah. Sepertimana dalam firmanNya:

Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(TQS. al-Baqarah [2]: 214)

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

(TQS. al­Baqarah [2): 155-157)

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga)kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

(TQS. Ali `Imran [3]: 186)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan

pahala mereka tanpa batas.

(TQS. az-Zumar [39]: 10)

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,

(TQS.al-Baqarah [2]: 155)

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu...

(TQS. Ali `Imran [3]: 200)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

(TQS. az-Zumar [39]: 10)


Rasulullah SAW melaknat bagi orang-orang yang bersyarikat di dalamnya. Sepertimana di dalam hadith ini:

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Allah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja”.

(HR. Muslim dan Ahmad)

Riba’? Secara dasarnya riba’ dikelompokkan menjadi dua. Haah? Macamna tuh?. Masing-masing adalah riba hutang-piutang dan riba jual-beli. Kelompok pertama terbahagi lagi menjadi riba’ qardh dan riba ya’dd. Sedankan kelompok kedua, riba jual-beli, terbagi menjadi riba’ fadhl dan riba’ nasi’ah.

1. Riba’ Qardh adalah amalan riba dengan cara meminjamkan wang kepada seseorang dengan syarat ada kelebihan/keuntungan bagi pihak pemberi hutang.

2. Riba’ Ya’dd adalah amalan rib’ yang dilakukan oleh pihak yang peminjam yang meminjamkan wang/barang telah berpisah dari tempat aqad sebelum diadakan serah terima barang (aqad timbang terima). Munculnya riba’ dalam keadaan ini adalah kerana dikhuatirkan akan terjadi penyimpangan.

3. Riba’ Fadhl adalah amalan riba dalam bentuk menukarkan barang yang sejenis tetapi tidak sama keadaannya atau menukar barang yang sejenis tetapi saling berbeza nilainya (kuantiti).

4. Riba Nasi’ah adalah amalan riba memberikan hutang kepada orang lain dengan tempoh yang jika terlambat mengembalikan akan dinaikkan jumlah/nilainya sebagai tambahan atau sanksi.

Wah..bayangkan lah eh. Bagaimana bank2 sekarang ini mengaut keuntungan dari kita. Dah lah kita tanam modal. Pastu kalau si A meminjam wang dari bank tersebut, yang pasti modal2 kita mereka(bank) guna pakaikan sebaik2nya. Bank ini kelihatan seperti perantara. Setelah kita ketahui(bank), bank pasti akan bagi dividen yang tak seberapa (0.03% gitu) kepada kita. So korang nmpk tak pembohongan keatasnya. Dah lah si peminjam kena cas 10% (contohnya), pastu dividen yang kita perolehi kita dapat dari situ. Bukan kah kita turut terlibat(tak asingkan mana wang kita n dividen, men kebas jerk..) dalam bersyarikat sepertimana hadith yang sy berikan diawal perbicaraan td??.

Syiekh Yusof al-Qardawi berpendapat bahawa riba’ itu boleh asalkan tidak berlipat ganda.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

(Surah Ali ’Imran, 3: 130)

Disini ada kepincangan pendapat. Apa yang dimaksudkan berlipat ganda bagi ulama tersebut? Nilainya 100%, so yg 2%-3% tuh tak termasuk riba’?.

Sebab??Berlipat ganda, yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. Menurut sebagian besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda..

Allah SWT telah menjelaskan:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba’ tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila’. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu’ (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya..

(Al-Baqarah, 2:275)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

(Al-Baqarah, 2:278)

dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

(An Nisaa’, 4:161)

Macamana kita nak mintak syafaat Nabi SAW kalau kita melanggar perintahNya:

Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

(Al-Baqarah, 2:279)

Kita tidak boleh mengikut pendapat beliau. Pendapat beliau adalah lemah. Dalam mengikut suatu pendapat, kita perlu mengetahui terdahulu yang mana haq dan mana yang batin. Hujah yang kuat(perawi) dan sebagainya. Dan kita perlu ketahui apakah hujah itu turut diguna oleh ”orang terkuat dan terpelihara’? Sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW:

”Aku mewasiatkan kepada kalian para sahabatku, kemudian generasi sesudah mereka, kemudian generasi sesudah itu. Dan setelah itu akan tersebarlah kedustaan.”

**masuk bab perawi hadith~

Itulah yang menjadi alasan bahwa perawi hadith adalah para sahabat, tabi’in dan tabi’u at-tabi’in. Periwayatan ini berhenti setelah masa tab’u at-tabi’in dengan dilakukannya pembukuan hadith ke dalam bentuk buku. Rasul SAW sendiri menjelaskan bahwa sesudah mereka (tabi’u at-tabi’in) akan tersebar kedustaan.

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila...."

"Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, berarti mereka telah menyediakan diri mereka untuk disiksa oleh Allah."

(HR Hakim)


"Rasulullah melaknat pemakan riba, yang memberi makan dengan hasil riba, dan dua orangyang menjadi saksinya." Dan beliau bersabda: "Mereka itu sama."
(HR Muslim)


"Rasulullah saw. melaknat orang yang makan riba dan yang memberi makan dari hasil riba, dua orang saksinya, dan penulisnya."

(HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)


"Orang yang makan riba, orang yang memberi makan dengan riba, dan dua orang saksinya --jika mereka mengetahui hal itu-- maka mereka itu dilaknat lewat lisan Nabi Muhammad saw. hingga han kiamat."
(HR Nasa'i)


"Sungguh akan datang pada manusia suatu masa yang pada waktu itu tidak tersisa seorangpun melainkan akan makan riba; barangsiapa yang tidak memakannya maka ia akan terkena debunya."

(HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Terdapat juga Doa Nabi itu sebagai berikut:

"Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadamu dari terlanda hutang dan dalam kekuasaan orang lain." (RiwayatAbu Daud)

Dan ia bersabda pula:

"Aku berlindung diri kepada Allah dari kekufuran dan hutang. Kemudian ada seorang laki-laki bertanya: Apakah engkau menyamakan kufur dengan hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Ya!" (Riwayat Nasa'i dan Hakim)

Dan kebanyakan doa yang dibaca di dalam sembahyangnya ialah:

"Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa dan hutang. Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Karena seseorang kalau berhutang, apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi." (Riwayat Bukhari)

Ketahuilah terdapat dosa-dosa riba’.

>Pemakan dan Pemberi RIBA’ perangi Allah subhanahu wataala dan Rasulullah sallAllahu alaihi wasallam.

Firman Allah subhanahu wataala:

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (Al-Baqarah: 279).

Syabab-syabab dan kaum muslimin, betapa beratnya ayat ini hendak kita terima. Bagi yang berhati lunak dengan agama, apabila dibaca ayat ini terasa gementar jasadnya, tak tertahan air mata…terus meluncur, bercucur. Gerun. Betapa Allah pujaan kita menyuruh kita agar isytiharkan perang denganNya dan RasulNya jika kita masih berdegil tidak mahu meninggalkan RIBA. Ayat inilah yang membuatkan kita semua kuat terpanggil untuk menjauhi RIBA’.

Mahukah kita berperang dengan Allah dan RasulNya???

>Kehilangan Berkat Harta dan Kehidupan.

Firman Allah subhanahu wataala:

”Allah menghancurkan keberkatan kerana RIBA dan menambahkan keberkatan dari sedeqah”.

(Al-Baqarah : 276)

Sabda Rasulullah SAW dari ibnu Mas’ud radhiAllahu ‘anhu:

”Sesungguhnya RIBA walaupun lumayan (dari sudut kuantiti) tetapi hasilnya ia akan membawa kepada sedikit dan papa”

(Riwayat Ahmad, al-Hakim) - Musnad Ahmad, no 3754, 1/395; Al-Hakim mengatakannya sohih, Ibn Hajar mengatakan sanadnya hasan (Fath al-Bari, 4/399)

Berkata Ibn Abbas RA:

”Tidak diterima dari pemakan RIBA’ (yang menggunakan harta RIBA’) sedeqahnya, hajinya, jihadnya dan persaudaraannya”

– Al-Jami’ li Ahkami Quran, al-Qurtubi, 3/362; az-Zawajir, ibid, 1/224

Apa guna hidup tanpa barakah??? Hidup mungkin kaya, hasil pelaburan mungkin berganda. Namun, janganlah dengan mengejar kekayaan dan kemewahan itu membuatkan kita makin jauh dari rahmat Allah, malah mengundang murka Allah.

>Seperti Berzina Dengan Ibu Bapa Sendiri

Nabi SAW bersabda :

”RIBA’ mempunyai 73 pintu, RIBA’ yang paling ringan (dosanya) seperti seorang lelaki berzina dengan ibunya.. ”

(Riwayat Ibn Majah dan al-Hakim) – Ibn Majah, 2/764 ; Al-Hakim, 2/37 al-Hakim : Sohih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim.

> Lebih Berat Dari 30 Kali Zina.

Nabi SAW :

”Satu dirham RIBA’ yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan ia mengetahuinya lebih buruk dari berzina sebanyak 36 kali”

(Riwayat Ahmad & ad-Dar Qutni) – Musnad Ahmad, 2/225; ad-Dar Qutni, hlm 295; Albani mengatakan sohih dalam Ghayatul Maram fi Takhrij Hadith Al-Halal wal Haram lil Qaradhawi, hlm 103

Cukuplah dengan dalil-dalil di atas bagi membuatkan kita cukup2 insaf dan gerun akan amaran/ancaman dan murka Allah subhanahu wataala berkenaan RIBA’.

\Hutang menghalangi syurga bagi perjuang Islam yang mati Syahid ,Dan sabdanya:

"Akan diampuni orang yang mati syahid semua dosanya melainkan hutang." (Riwayat Muslim)

Jika kita telah mengetahui bahwa riba adalah kemaksiatan yang besar kepada Allah, seharusnya kita menghindarkannya dari kehidupan kita. Bukan malah menikmati riba itu karena menguntungkan secara materi. Untuk apa keuntungan materi di dunia jika hanya mendapat azab Allah di akhirat? Wassalamu’alaikum Wr Wb

”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang menyakini agamanya?”

(TQS Al-Maidah, 50)

2 comments:

Anonymous said...

eh kan yusof qardhawi kata bleh amik riba' 5%. gpun kalu x ambil mcm mana islam nak maju.

Panglima Kungfu said...

mcmne Islam nk maju. Telah ana post kan ttg sistem ekonomi Islam.Huraian nye sedikit.Moga2 ini dpt membantu..

Related Posts with Thumbnails