"Macamna aku nk bgtaw si dia. Sedangkan hati ini berkenan pada si dia. Permudahkan urusanku..."
Dalam mencari pasangan yg seiring dan sejalan dengan kita yang mahukan kehidupan kita dan pasangan kita benar-benar mahukan Islam diterapkan ditengah-tengah kehidupan.
Nak carinya mungkin susah. Pembinaan pasangan itu sendiri. Semasa proses taaruf(perkenalan), dari situ mungkin kita dapat tahu samada bakal pasangan kita sanggup bersama kita atau sebaliknya. Sejauh mana dia ini ’sanggup’. Sekuat mana pula kita berkata benar. Sebijak mana pula kita berbicara dengannya agar calon kita ini menjadi teman hidup kita, penyeri kehidupan kita. Ada yang berfikir; ”lepas kawin je lah aku asuh isteri aku.” Memang wajib pun asuh isteri kita. Tapi kita jangan lah amik mudah atau pandang sebelah mata semasa proses taaruf ini. Ok, memang mula-mula nampak dia nie islamic; yang wanitanya bertudung litup, tutur katanya baik. Kira ok lah tu yerk. Begitu juga yg lelakinya. Tapi bila dah berumah tangga, bagaimana?? (I mean aurat masih terjaga.). Kita nak pergi halaqah ni. Kita nak pergi usrah ni. Tapi ada halangan. Pasangan kita tak memahami kita. Haaa, kat situ ada konflik yang dahulunya kita tidak terangkan kepada mereka. Ini baru masalah nak pergi kelas. Kalau dah jadi musyrif/musyrifah? Naqib/Naqibah? Bagaimana?
Sanggup tidak sanggup menerangkan pada pasangan kita(masa taaruf) akan menjadi timbangan kita. Kalau aku bagitahu dia, takut aku melepas plak. Kalau aku diam kan, takut bermasalah masa kawin nanti. Mungkin di dlm proses taaruf pasangannya berkata, sanggup. Tapi sejauh mana kata itu dikotakan jika setiap ujian menimpa dirinya. So bagaimana?? Dalam al-Quran Allah SWT memberikan beban hukum yang sama kepada lelaki dan perempuan dalam melaksanakan kewajiban berdakwah dan amar maaruf nahi mungkar sebagaimana difirmankan-Nya di dalam surah at-Taubah, 9:71;
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Proses taaruf itu penting sekali. Bila dah berumah tangga, bagaimana pula nak konsistenkan apa yang dibawa semasa bujang à taaruf à seterusnya berumah tangga.
Sebagai manusia biasa, setiap Muslim pasti pernah mengalami pasang-surut dlm melaksanakan kewajipan ini. Ujian dlm bentuk kesulitan dan kenikmtan hidup datang silih berganti. Kadang2 semua itu membuat kita merasa terhempit sesak atau bahkan terlena dengan kesibukan dan kemewahan sehingga tanpa disedari mengurangi waktu, bahkan meninggalkan dakwah. Apakah kita lebih mencintai daripada Allah dan RasulNya dan berjihad dijalanNya. Sungguh diri ini benar-benar tersentuh takala ayat ini dibacakan semasa halaqah dan dihafal untuk peringatan diri sy sendiri dan berusaha mengamalkannya. Terrasa diri ini sering kali cuai dalam urusan Allah dan Rasul, terleka dengan urusan kerja yang semakin hari semakin banyak.”Menangis keranaNya kemudian ketawa semula. Ku sering melanggar laranganMu di dalam sedar atau tidak. Ku sering melanggar seruanMu walaupun ku sedar diriku adalah milikMu.” [Raihan - Damba Cinta]. Lemahnya diri ini.
Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kalian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khuatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).”
[QS at-Taubah, 9: 24].
Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.
[QS an-Nur, 24 : 51-52]
Untuk itulah, orang terdekat, khususnya suami atau isteri, harus saling mengingatkan agar keduanya tetap konsisten/istiqomah dan bersemangat dalam melaksanakan kewajiban dakwah ini, apapun kondisinya.
Ramai mungkin mengetahui, Islam telah menetapkan bahwa suami pemimpin bg isteri di dlm rumah tangga. Pemimpin yg bagaimana yg dikehendakki Allah SWT, wahai para lelaki?
”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), ...”
[QS an-Nisa’, 4:34]
Pergaulan suami isteri umpama dua orang yg bersahabat, mereka dpt saling mencurahkan perasaan dan bertukar fikiran demi mencari penyelesaian terhadap masalah yg dihadapi, dalam keadaan senang mahupun susah.:
”Sesungguhnya perempuan (isteri) itu adalah sahabat lelaki (suami)”
[HR Abu Dawud dan Ahmad]
Di atas ‘landasan’ itu iaitu mencari keredhaan Allah di dunia dan akhirat. Pasangan suami isteri dibangunkan atas dasar prinsip tolong-menolong dlm kebaikan dan takwa, saling menasihati dlm kebenaran dan kesabaran, serta berlumba-lumba dlm menjalankan ketaatan kpd Allah dan RasulNya serta menjauhi larangan-Nya. Wallahulam.
p/s: sekadar berkongsi.
No comments:
Post a Comment