From Qur'an || From Hadith

From Qur'an Surah Al-An'am (The Cattle) 6:164

Say: "Shall I seek a lord other than Allah, while He is the Lord of all things? No person earns any (sin) except against himself (only), and no bearer of burdens shall bear the burden of another. Then unto your Lord is your return, so He will tell you that wherein you have been differing."

None can bare the burden of another... meaning each of us are responsible for our own actions in this life. we better be sure that we are following the correct understanding of Islam, within the guidelines of the Qur'an and the Sunnah... cause on the day of judgment we will not be able to point fingers at any one else.. not even our sheikhs, imams or maulanas. May Allah (swt) give us the correct understanding of Islam and help us to abide by all aspects of it.

Sunday, 5 April 2009

Sudah Banyak Rasa Sakit, Saatnya Merdeka Lagi

Apabila kita memperkatakan pemimpin umat Islam,terbayang oleh kita bahwa mereka terbagi kepada berbagai peringkat dan pemimpin di berbagai bidang dan jurusan. Pemimpin di kalangan umat Islam itu ada pemimpin-pemimpin besar dan ada juga yang kecil. Ada yang umum (negara, daerah, dll) ada yang khusus (pendidikan, ketentaraan, ekonomi, dll). Juga ada yang terbatas ketika pemimpin itu juga dipimpin.

Setiap pemimpin di akhirat kelak akan ditanya oleh ALLAH Ta’ala setiap orang di bawah pimpinannya, tidak terkecuali pemimpin besar atau kecil, umum atau khusus. Mereka tidak boleh memikirkan bidangnya saja. Dalam ajaran Islam, masalah agama terutama di sudut fardhu ain mesti diketahui, dihayati dan diamalkan oleh setiap mukallaf (muslim, baligh, berakal yang telah dapat dikenai hukum). Oleh sebab itu siapa saja yang menjadi pemimpin bertanggung jawab memastikan perkara agama dan akhlak untuk keselamatan bersama di dunia dan akhirat.

Tidak seperti halnya dalam bidang fardhu kifayah, seperti ketentaraan, ekonomi, pertanian dll. Sebagai contoh kalau ada satu golongan yang berkecimpung di bidang itu dan mencukupi keperluan umum, maka sudah memadai. Orang lain yang tidak ambil bagian di bidang itu terlepas dari dosa. Sedangkan mengetahui halal dan haram serta akhlak yang mulia, yatu memiliki sifat-sifat mahmudah, seperti adil, jujur, tawadhuk, pemurah, kasih sayang, sabar, redha, tawakal, tenggang rasa, lapang dada, pemaaf, meminta maaf, amanah diwajibkan bagi setiap orang, baik pemimpin maupun bukan.




Berubahlah...Kembalilah kepada Al-Quran & As-Sunnah...Jika kalian kembali kepada Al-Quran & As-Sunnah, nescaya permasalahan-permasalahan umat akan beransur pulih, dan yang pastinya rahmati dan keredhaanNya memayungi setiap umat yang dipandukan al-Quran & as-Sunnah...

Ambilah peluang dan bukannya kesempatan...Tugas pemimpin itu berat dan mulia jika kalian meletakkan al-Quran & as-Sunnah ditengah-tengah kehidupan umat. Tidak perlulah merujuk rumus Lord Reid untuk menyelesaikan masalah umat. Rumus itu sememang kusut ibarat tali lelayang yang bersimpul-simpul. Jika dicuba meleraikannya, pasti ada simpulan pada tali itu. Simpulan itu lah telah mencacatkan pandangan, yang telah merosakkan umat. Tetapi kalian masih berusaha untuk menutup kecatatan yang ada. Usaha kalian dan kesungguhan kalian boleh di 'puji', tetapi cara usaha yang kalian usahakan itu sia-sia(tidak diredhai Allah). Berusaha dan menutup kecatatan tersebut pasti nampak ketidaklurusan tali itu. Mainlah layang2 yang talinya bersimpul. Pasti ketidaklurusan pada tali itu nampak tatkala tali layang2 itu menegang. Sepanjang 50 tahun itu telah banyak kerosakan timbul di sebabkan sistem kapitalisme.


Terbiar pengianiyaan terhadap kaum wanita khususnya...Doa orang yang teraniaya, khasnya wanita itu jangan kita buat main. Mereka ini berdoa menggunakan hati dan perasaan. Lain pula lelaki, mengunakan akal(fikiran) dalam berdoa. Sebab itulah doa kaum wanita lebih mudah dimakbulkan Tuhan. Kita imbas kembali sejarah terdahulu, Langkawi bukan asing kepada kita. Pulau itu pernah ditimpa musibah akibat menghukum Mahsuri tanpa proses keadilan yang benar-benar telus. Sebelum meninggal dunia, Mahsuri bersumpah: "Langkawi menjadi padang jarak padang tekukur selama 7 keturunan!". Anak perempuan Sang Rajuna Tapa dibunuh sultan tanpa diteliti dosa-dosanya, isteri Laksamana Bentan Megat Seri Rama dibunuh cuma kerana mengidam buah nangka raja.

Bagaimana pula dengan contoh-contoh moderen dan pasca-moderen berhubung kaum wanita yang terbunuh tanpa keadilan ini? mereka dirogol? mereka dijual? sudah berapa ramaikah wanita-wanita yang terbunuh, dirogol, dijual di dalam negara kita mutakhir ini.

Contohi pemimpin yang menghidupkan al-Quran & as-Sunnah...Khalifah ar-Rasyidin, Khalifah Umar Abd Aziz, Sultan Abdul Hamid, Sultan Mohammad al-Fateh antara pemimpin yang boleh kita contohi. Setiap pemimpin Islam itu tidak boleh dia berkata, “Saya pemimpin di bidang ketentaraan. Saya hanya bertanggung jawab dengan ketentaraan saja. Soal agama dan akhlak itu bukan tanggung jawab saya.” Pemimpin ekonomi pun berkata senada dan juga pemimpin-pemimpin yang lain. Begitulah setiap pemimpin berfikir demikian. Soal agama dan akhlak itu tanggung jawab ulama, ustadz, pendakwah, pemimpin dakwah. Itulah bidang khusus mereka, begitu dalam fikiran para pemimpin itu. ALLAH dan Rasul tidak menghendaki demikian. Islam memerintahkan setiap pemimpin umat Islam, baik dia memimpin negara, pemimpin ketentaraan, politik, ekonomi, dll, wajib bertanggung jawab kepada anak pimpinannya mengenai agama dan akhlak mereka.

Wahai pemimpin...Insaflah!
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang rakyatnya. Imam (Ketua Negara) adalah pemimpin, dia ditanya tentang rakyatnya. Seorang lelaki itu pemimpin kepada ahlinya dan dia ditanya tentang rakyatnya. Seorang perempuan itu pemimpin di dalam urusan rumah suaminya dan dia ditanya tentang rakyatnya dan seorang anak menjadi pemimpin menggunakan harta ayahnya dan dia ditanya tentang rakyatnya. Maka semua kamu adalah pemimpin dan ditanya tentang rakyatnya.” [Muttafaqun ‘Alaihi].

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan pada hari kiamat; nikmat di awal dan pahit di ujung” (HR al-Bukhari).

Renungilah kata-kata Umar bin al-Khaththab ra, ketika beliau menjadi khalifah dan begitu terkenal dengan kata-katanya yang menunjukkan kapasitinya sebagai seorang pemimpin yang agung (al-imâm al-a’zham):

“Seandainya ada seekor keldai terperosok kakinya di kota Bagdad karena disebabkan jalan yang rosak, aku khawatir Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban diriku di akhirat nanti.”


Tanggungjawab seorang pemimpin...Di akhir zaman inilah kelemahan umat Islam, dimana pemimpin hanya memimpin di bidangnya saja. Terhadap agama dan akhlak mereka meringan-ringankannya. Itulah rahasia mengapa setiap golongan itu, susah disatukan satu sama lain. Hati berjauhan meski tidak bertengkar karena tali pengikat di kalangan umat Islam adalah agama dan akhlak sudah diputuskan. Kalaupun ada tali, tapi sudah hampir putus. Maka dari itu banyak terjadi gejala yang negatif dalam golongan—golongan manusia. Hal ini berlaku karena mereka tidak diarahkan kepada agama dan akhlak mulia oleh pemimpin, jika ada progam keagamaan pun hanya sekali-sekali. Pemimpin hanya mengutamakan bidangnya saja seolah-olah agama dan akhlak adalah persoalan individu.

Padahal umat Islam menghendaki agama dan akhlak mesti sama walaupun berasal dari berbagai bidang, karena hal itu merupakan keperluan bersama. Kalau pemimpin memperhatikan akhlak dan agama maka akan lahir ahli-ahli yang berkemajuan, berdisiplin dan berakhlak mulia karena disuluh oleh ruh Islam. Sehingga visi mereka sejalan, syiar mereka bersama dan akhlak mulianya sama.

Umat Islam sudah berfikir bahawa agama hanya untuk guru-guru agama dan ustaz-ustaz. Apakah ada di dalam kalangan umat Islam berfikir bahwa dengan berdisiplin agama dan berakhalak mulia akan merugikan umat Islam dan manusia? Apakah dengan berakhak mulia dan berdisiplin dalam agama akan menciptakan kemunduran?

Sebenarnya kepatuhan dalam agama serta akhlak mulia itulah yang menjadikan umat Islam berdisiplin. Akan memperindah dan memperbaiki setiap profesi dalam bidang-bidang kemajuan, sehingga dapat meningkatkan kehormatan umat Islam, karena akhlak adalah universal, bahkan orang bukan Islam akan senang terhadap Islam. Dan yang terpenting adalah ALLAH dan RasulNya akan suka dan redha terhadap kita. Amin.

Wallahulam

-Choci2^SiC.CiL-

No comments:

Related Posts with Thumbnails